My Blog

This is my blog, which contains the outpouring of my heart and my life story that I experienced..

Saturday, December 11, 2010

Appreciated and Valued...




Terkadang memang susah.. Kita sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik yang kita bisa, melakukan hal yang sebisa mungkin menyenangkan semua orang, tetapi tetap saja dapat cobaan. Masih ada saja yang tidak suka dengan segala sesuatu yang kita lakukan. Segala cara akan dilakukan untuk menjatuhkan kita.

Y
es, that human. Tidak pernah memiliki rasa puas. Baik dalam pekerjaan, baik atau buruk, sekalipun dalam hal yang negatif, mereka tidak pernah merasa puas. Dalam konteks ini, aku akan bercerita bagaimana ketika aku  mendengar sesuatu yang (sejujurnya) kurang berkesan di hati.
Aku mendengar sendiri bagaimana orang itu menyebut ku dengan kasar. In this case, I won't write her usename account. Jujur, ketika ku dengar, agak shocked sih sebenernya. Iyalah, siapa yang ga kaget coba, mendengar sesuatu, yang menjelek-jelekkan kita dengan cara menyebut kita yang di  samakan dengan binatang? Sedih? Jelas. Terbesit perasaan marah, juga pasti ada. Aku juga ga bisa bohong kok, kalau aku dengar hal itu.

But that's the risk of lifeDimana segala sesuatu yang ktia lakukan tidak bisa menyenangkan hati semua orang. Karena manusia mempunyai selera mereka masing-masing. Aku pun juga menulis ini bukan untuk memaksa kalian agar membela ku. Tapi aku hanya ingin mencurahkan apa yang aku rasakan dan yang ada di dalam pikiran aku ketika mengetahui hal tersebut. Susah sih, untuk membuat semua orang senang.

Ya, itulah kehidupan. Seberapa kerasnya usaha kita untuk menjadi yang terbaik, tetap saja ada cobaan yang menimpa. Dan hal ini,
aku jadikan sebagai pelajaran. Aku  sama sekali tidak menyalahkan siapa-siapa. hanya saja aku  juga jadi berfikir, bahwa terkadang manusia itu melakukan sesuatu tanpa dipikir dua kali apa akibatnya. Dan terkadang, manusia itu kurang mengerti apa arti benci sesungguhnya. Benci itu mempunyai makna yang luas :) Tinggal bagaimana kita menafsirkan kata benci itu dalam konteks yang tepat. Tetapi, ya aku juga masih berpikir, apakah bisa dibilang benci ketika kita melakukan hal yang sama sekali tidak merugikan dan mengganggu kehidupan mereka, hal yang sama sekali (sebenarnya) tidak ada hubungannya dengan mereka, dan hal yang (sama sekali) bukan urusan mereka. Apalagi ketika mereka sampai menyamakan kita dengan binatang. Mereka dengan gampangnya menyebut ku dengan sebutan yang kasar, dan langsung menyebutnya di depan umum, hal ini di lakukannya agar semua orang bisa tahu bahwa mereka benci sama kita. Hmm. Mereka pernah berpikiran gak ya, bagaimana seandainya hal itu terjadi sama mereka? :) Apakah mereka bisa menerimanya dengan hati yang ikhlas, atau justru malah melakukan serangan balik? Atau Bagaimana sih rasanya kalian ketika diperlakukan seperti itu?

Dari hal ini,
aku  juga belajar, bahwa manusia yang melakukan hal seperti itu, tidak berpikiran panjang. banyak sekali dianatara mereka yang men-judge kita hanya dari luarnya saja. banyak sekali dari mereka yang langsung membuat suatu kesimpulan yang sebenarnya salah, yang sebenarnya bukanlah suatu realita, yang sebenarnya bukan mereka yang mengetahui jawabannya, tapi kita-lah yang mengetahui itu semua. Bagaimana mereka bisa di hargai oleh orang lain ketika mereka melakukan hal yang (bisa) membuat orang lain tidak menghargai mereka (walaupun ada juga yang membela mereka). Dan dari hal ini, aku juga semakin diuji. Karena semakin tangguh dan kuat aku dalam menghadapi cobaan sekecil dan sesepele apapun, selama kita bisa menerima itu semua dengan hati yang lapang dan ikhlas, Insya Allah kita bisa mendapatkan hikmah dari itu semua. Dan dari hal kecil ini juga terlihat bahwa kadang manusia hanya melihat segala sesuatu dari satu sisi, tanpa memikirkan dari sudut pandang lain dan hal-hal lainnya :)

Terima kasih atas
sebutannya itu ya. Itu menandakan bahwa dia tetap meperhatikan aku. Walaupun dari sisi negatif. Hehehe. But very unfortunately, they have abused their time that should be used well, not to do things that only waste their time. Mungkin, mereka merasa puas dengan cara luapan yang seperti itu kali ya? Hehehe. Disaat seperti ini, aku selalu balik lagi ke lagu Dewa 19 - Hadapi Dengan Senyuman. Karena aku yakin, dibalik ini semua, Tuhan telah merencanakan sesuatu. aku hanya ingin menjadi diri ku apa adanya. Menerima semua dengan lapang dada dan ikhlas, menjalanin yang seharusnya ku jalani, TANPA mengganggu kehidupan orang lain. Dan satu hal yang pasti, bukan mereka yang mengetahui bagaimana kehidupan ku sebenarnya, tapi jauh dari kalian, Allah yang Maha Mengetahui. Dan Allah pula yang mengatur kehidupan ku menjadi seperti ini :) aku hanya ingin tumbuh menjadi seorang manusia yang bisa menghargai manusia lainnya, sehingga kita pun akan dihargai oleh mereka. aku juga manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan, tapi tetap mencoba bertahan untuk melakukan yang aku bisa lakukan. aku tetaplah aku. aku tidak akan merubah apapun atau melakukan hal-hal yang mereka inginkan (demi kepentingan mereka). I would still be a Dewi Pornamasari ... who also got a feeling, heart, and common sense ... as a human


Live brave, Dew. Be true to yourself. Nothing in life is to be feared; it is only to be understood :)

No comments:

Post a Comment